TUGAS 6 PSDA



                 1.Konservasi dan Pengelolaan air Sungai
Masalah daerah aliran sungai ciliwung, jakarta indonesia
Kerusakan kondisi hidrologis DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya dan pemukiman yang tidak terkendali, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali menjadi penyebab peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas lahan, percepatan degradasi lahan, dan banjir. Selain itu, terjadi penurunan jumlah curah hujan secara luas di Jawa dan beberapa wilayah lain di Indonesia pada waktu setengah abad sebelumnya yang berbanding lurus dengan penurunan luas hutan.
Beberapa masalah DAS yang tercatat antara lain:
1) Degradasi hutan akibat illegal logging dan perambahan hutan tidak terkendali untuk permukiman, pertanian, industry, dan sebagainya.
2) Luasnya lahan kritis akibat intensitas penggunaan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air
3) Erosi, longsor dan sedimentasi yang mengancam pendangkalan sungai, situ dan waduk
4) Pencemaran air akibat limbah industry dan domestic
5) Pendidikan dan hteraan masyarakat sekitar hulu DAS dan sekitar bantaran sungai pada umumnya masih rendah
6) Masih tumpang tindihnya peraturan perundangan antar sector
7) Koordinasi dan sinergitas kebijakan, program dan kegiatan antar lembaga yang belum berjalan baik
8) Belum adanya master plan pengelolaan DAS sebagai pedoman
9) Belum adanya system informasi terpadu dalam pengelolaan DAS
10) Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan DAS
11) Keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan konservasi, rehabilitasi lahan, pemeliharaan sarana dan prasarana pengairanLapisan air menduduki 2/3 dari luas keseluruhan bumi kita ini, sedangkan sisanya berupa daratan. Pada dasarnya jumlah air yang terdapat di bumi kita tidak pernah habis, dan air mengalami daur (siklus) yang tiada henti-hentinya berlangsung secara periodik yang siklusnya dipengaruhi oleh sinar matahari, angin, tanaman, pegunungan dll.
Indeks ketersediaan air semakin menurun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, salah satu tandanya yaitu defisitnya DAS. Mengingat hal tersebut maka perlu dilakukan peningkatan ketersediaan air. Salah satu solusinya yaitu mengambil langkah-langkah pengembangan teknologi, penyediaan air, pelestarian sumber daya air dan meningkatkan konservasi air dan pengelolaan sungai.
a. Konservasi daerah pengaliran sungai
Konservasi ini dilakukan karena maraknya eksploitasi sumberdaya alam tanah, hutan, dan air. Dampaknya akan mengubah tata air seperti banjir, kekeringan, serta meningkatnya laju erosi dan sedimentasi. Teknologi yang dilakukan dalam konservasi ini yaitu metode Vegetatif dan metode Teknik Sipil.
Metode vegetatif yaitu menggunakan tanaman untuk mengurangi daya perusak hujan yang jatuh, sehingga mengurangi aliran permukaan dan erosi. Yang termasuk dalam metode ini yaitu reboisasi yaitu penanaman pohon di kawasan hutan dan luar hutang dengan menggunakan tanaman tahunan
Metode sipil yaitu pembuatan bangunan sipil untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kegunaan tanah, serta memperbesar infiltrasi air kedalam tanah. Yang termasuk dalam metode ini yaitu : bendungan pengendali, waduk, tanggul, teras, pembuatan irigasi pada daerah pertanian, guludan, dll.
         2.FUNGSI DAS DALAM KONSERVASI ALIRAN SUNGAI
Dalam mengelola sumberdaya lahan suatu DAS perlu diketahui apa yang menjadi masalah utama DAS. Masalah DAS pada dasarnya dapat dibagi menjadi:
a. Kuantitas (jumlah) air
Banjir dan kekeringan
Menurunnya tinggi muka air tanah
Tingginya fluktuasi debit puncak dengan debit dasar.
b. Kualitas air
Tingginya erosi dan sedimentasi di sungai
Tercemarnya air sungai dan air tanah oleh bahan beracun dan berbahaya
OlehTercemarnya air sungai dan air danau oleh hara seperti N dan P (eutrofikasi)
Masalah ini perlu dipahami sebelum dilakukan tindakan pengelolaan DAS. Sebagai contoh, apabila masalah utama DAS adalah kurangnya debit air sungai untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA), maka penanaman pohon secara intensif tidak akan mampu meningkatkan hasil air. Seperti telah diterangkan terdahulu, pohon-pohonan mengkonsumsi air lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pertanian semusim dan tajuk pohon-pohonan mengintersepsi sebagian air hujan dan menguapkannya kembali ke udara sebelum mencapai permukaan tanah.
Apabila masalah utama suatu DAS adalah kerawanan terhadap banjir maka teknik yang dapat ditempuh adalah dengan mengusahakan agar air lebih banyak meresap ke dalam tanah di hulu dan di bagian tengah DAS. Usaha ini dapat ditempuh dengan menanam pohon dan/atau dengan tindakan konservasi sipil teknis seperti pembuatan sumur resapan, rorak dan sebagainya.
Apabila yang menjadi masalah DAS adalah tingginya sedimentasi di sungai maka pilihan teknik konservasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki fungsi filter dari DAS.
Peningkatan fungsi filter dapat ditempuh dengan penanaman rumput, belukar, dan pohon pohonan atau dengan membuat bangunan jebakan sedimen (sediment trap). Apabila menggunakan metode vegetatif, maka penempatan tanaman di dalam suatu DAS menjadi penting. Penanaman tanaman permanen pada luasan sekitar 10% saja dari luas DAS, mungkin sudah sangat efektif dalam mengurangi sedimentasi ke sungai asalkan tanaman tersebut ditanam pada tempat yang benar-benar menjadi masalah, misalnya pada zone riparian (zone penyangga di kiri kanan sungai).
Apabila suatu DAS dihutankan kembali maka pengaruhnya terhadap tata air DAS akan memakan waktu puluhan tahun. Pencegahan penebangan hutan jauh lebih penting dari pada membiarkan penebangan hutan dan menanami kembali lahan gundul dengan pohonpohonan.
Lagipula apabila penanaman pohon dipilih sebagai metode pengatur tata air DAS, penanamannya harus mencakup sebagian besar wilayah DAS tersebut. Jika hanya 20- 30% dari wilayah DAS ditanami, pengaruhnya terhadap tata air mungkin tidak nyata.
Penyebaran tanaman kayu-kayuan secara merata dalam suatu DAS tidak terlalu memberikan arti dalam menurunkan sedimentasi. ringkasan masalah DAS dan alternatif teknologi yang dapat dipilih untuk mengatasinya.
        3.USAHA KONSERVASI DAS
Konservasi air yang baik yaitu menyimpan air di kala berlebihan dengan menggunakannya seefisien mungkin untuk keperluan tertentu yang produktif. Konservasi air dapat dilakukan dengan cara
(1) meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah,
(2) meningkatkan efisiensi air irigasi, dan
(3) menjaga kualitas air sesuai dengan peruntukannya,
(4) meningkatkan kapasitas tampung.
Pengelolaan air permukaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
(1) pengendalian aliran permukaan,
(2) pemanenan air hujan,
(3) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah dan
(4) meningkatkan kapasitas tampung.
Konsep kebijakan operasional pada aspek konservasi DAS di WS Brantas diarahkan untuk tujuan sebagai berikut :
– Melakukan penghijauan yang dilakukan di awal musim hujan
– Memberikan sangsi bagi pelanggar konservasi
– Mengikutsertakan masyarakat dalam konservasi, menjalin koordinasi antar        lembaga/instansi pengelola DAS dalam pengelolaan DAS serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha konservasi
– Memberi penyuluhan kepada masyarakat dan industri tentang pentingnya konservasi, pemakaian pupuk yang sesuai dengan aturan, serta tata cara pengolahan tanah yang tidak mengganggu konservasi
– Memberikan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) serta memberi fasilitas pelayanan umum lainnya lebih selektif
– Sosialisasi akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap baik melalui berbagai media
– Memantau kualitas air secara rutin, mengembangkan sistem perizinan pembuangan limbah, meningkatkan kapasitas pengelolaan limbah industri yang ada dan mengembangkan instalasi pengelolaan limbah cair secara komunal
– Menebar bibit ikan setiap awal musim kemarau (predator) pada waduk dan sungai yang mengalami eutrofikasi
– Mengeruk dan mengambil sampah secara rutin serta melarang pembuangan limbah/sampah dan memberi sangsi bagi yang melanggar
Untuk itu ditempuh dengan upaya :
Perlindungan dan Pelestarian SDA, dilaksanakan dengan menggunakan metode vegetatif dan sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya serta GNKPA dan GNRHL.
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air, untuk mempertahankan, memulihkan kualitas air serta mencegah terjadinya pencemaran sumber air.

            4.Karakteristik DAS yang Ideal
Mampu memberikan produktivitas lahan yang tinggi
Mampu menjaga adanya pemerataan pendapatan petani (equity)
1. Mampu menjamin kelestarian DAS (menjamin produktivitas yg tinggi, erosi/sedimen yg rendah, & fungsi DAS sebagai penyimpan air dapat memberikan “Water yield” yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun)
2. Mampu mempertahankan kelestarian DAS terhadap goncangan yang terjadi (recilient).

Komentar

Postingan populer dari blog ini